Kandang Emas Sang Selectorate
Sebuah Dasbor Analisis Interaktif Mengenai Struktur Kekuasaan, Patronase, dan Kelangsungan Politik dalam Pemerintahan Prabowo Subianto
Logika Kelangsungan Hidup Politik
Teori Selectorate menyatakan bahwa tujuan utama setiap pemimpin adalah bertahan dalam kekuasaan. Ini dicapai dengan memuaskan kelompok pendukung kunci melalui distribusi "barang privat" dan "barang publik".
(Interchangeables / 204.8 Juta Pemilih)
(Influentials / Parpol, Oligark)
(Essentials)
Tiga Kelompok Penentu Kekuasaan
Setiap lanskap politik dibagi menjadi tiga kelompok konsentris yang menentukan bagaimana kekuasaan dipertahankan.
-
1
The Interchangeables (Yang Dapat Diganti)
Seluruh populasi yang secara teoretis bisa memilih pemimpin. Di Indonesia, ini adalah semua pemilih terdaftar.
-
2
The Influentials (Yang Berpengaruh)
Kelompok yang suaranya benar-benar penting. Ini adalah partai politik, pemodal, dan pemimpin opini.
-
3
The Essentials (Yang Esensial)
Sub-kelompok terkecil yang dukungannya mutlak diperlukan. Loyalitas mereka dibeli dengan imbalan paling berharga (jabatan, kontrak).
Arsitektur Koalisi Super-Gemuk
Pemerintahan Prabowo dibangun di atas koalisi parlementer yang sangat dominan. Ini adalah langkah strategis untuk menetralkan oposisi dan mengamankan agenda legislatif, sebuah prasyarat untuk mengontrol aliran pendapatan negara.
Dominasi di Parlemen
Dengan merangkul partai-partai lawan, koalisi pemerintah menguasai mayoritas absolut kursi di DPR, melemahkan fungsi pengawasan secara signifikan.
Setara dengan 89.1% kekuatan legislatif.
Kabinet "gemuk" dengan 48 menteri menjadi konsekuensi logis. Ini bukan pemborosan, melainkan alat utama untuk mendistribusikan 'barang privat' (jabatan) kepada para pemimpin partai demi mengamankan loyalitas mereka.
Di Dalam Kandang Emas
Jelajahi komposisi Kabinet Merah Putih. Saring untuk melihat siapa yang dianggap sebagai 'The Essentials' (Koalisi Pemenang Inti) dan 'The Influentials' (Pendukung Berpengaruh), berdasarkan analisis kekuatan dan ketergantungan mereka pada pemimpin.
Versailles Modern: Analisis Paralel
Strategi pemerintahan Prabowo memiliki kesamaan fungsional dengan cara Raja Louis XIV dari Prancis menggunakan Istana Versailles untuk mengontrol kaum bangsawan. Keduanya adalah metode untuk mengubah rival potensial menjadi abdi dalem yang bergantung.
👑Raja Louis XIV & Versailles
- ✔Menjinakkan bangsawan yang kuat dan berpotensi memberontak.
- ✔Membangun 'Kandang Emas' (Istana Versailles) untuk mencabut elite dari basis kekuatan regional mereka.
- ✔Status dan kekayaan bangsawan sepenuhnya bergantung pada kemurahan hati Raja.
- ✔Menggunakan ritual istana yang rumit untuk memusatkan semua perhatian pada dirinya.
🇮🇩Prabowo & Kabinet Merah Putih
- ✔Mengooptasi elite partai politik yang memiliki basis massa dan kekuatan legislatif.
- ✔Membangun 'Kandang Emas' (Kabinet Super-Gemuk) untuk menarik elite ke dalam lingkaran kekuasaan.
- ✔Posisi dan akses para pemimpin partai ke sumber daya negara bergantung pada loyalitas kepada Presiden.
- ✔Menggunakan seremoni politik (rapat kabinet, konpers bersama) untuk menunjukkan persatuan dan kepemimpinan.
Kandang Emas Sang Selectorate
Sebuah Dasbor Analisis Interaktif Mengenai Struktur Kekuasaan, Patronase, dan Kelangsungan Politik dalam Pemerintahan Prabowo Subianto
Logika Kelangsungan Hidup Politik
Teori Selectorate menyatakan bahwa tujuan utama setiap pemimpin adalah bertahan dalam kekuasaan. Ini dicapai dengan memuaskan kelompok pendukung kunci melalui distribusi "barang privat" dan "barang publik".
(Interchangeables / 204.8 Juta Pemilih)
(Influentials / Parpol, Oligark)
(Essentials)
Tiga Kelompok Penentu Kekuasaan
Setiap lanskap politik dibagi menjadi tiga kelompok konsentris yang menentukan bagaimana kekuasaan dipertahankan.
-
1
The Interchangeables (Yang Dapat Diganti)
Seluruh populasi yang secara teoretis bisa memilih pemimpin. Di Indonesia, ini adalah semua pemilih terdaftar.
-
2
The Influentials (Yang Berpengaruh)
Kelompok yang suaranya benar-benar penting. Ini adalah partai politik, pemodal, dan pemimpin opini.
-
3
The Essentials (Yang Esensial)
Sub-kelompok terkecil yang dukungannya mutlak diperlukan. Loyalitas mereka dibeli dengan imbalan paling berharga (jabatan, kontrak).
Arsitektur Koalisi Super-Gemuk
Pemerintahan Prabowo dibangun di atas koalisi parlementer yang sangat dominan. Ini adalah langkah strategis untuk menetralkan oposisi dan mengamankan agenda legislatif, sebuah prasyarat untuk mengontrol aliran pendapatan negara.
Dominasi di Parlemen
Dengan merangkul partai-partai lawan, koalisi pemerintah menguasai mayoritas absolut kursi di DPR, melemahkan fungsi pengawasan secara signifikan.
Setara dengan 89.1% kekuatan legislatif.
Kabinet "gemuk" dengan 48 menteri menjadi konsekuensi logis. Ini bukan pemborosan, melainkan alat utama untuk mendistribusikan 'barang privat' (jabatan) kepada para pemimpin partai demi mengamankan loyalitas mereka.
Di Dalam Kandang Emas
Jelajahi komposisi Kabinet Merah Putih. Saring untuk melihat siapa yang dianggap sebagai 'The Essentials' (Koalisi Pemenang Inti) dan 'The Influentials' (Pendukung Berpengaruh), berdasarkan analisis kekuatan dan ketergantungan mereka pada pemimpin.
Versailles Modern: Analisis Paralel
Strategi pemerintahan Prabowo memiliki kesamaan fungsional dengan cara Raja Louis XIV dari Prancis menggunakan Istana Versailles untuk mengontrol kaum bangsawan. Keduanya adalah metode untuk mengubah rival potensial menjadi abdi dalem yang bergantung.
👑Raja Louis XIV & Versailles
- ✔Menjinakkan bangsawan yang kuat dan berpotensi memberontak.
- ✔Membangun 'Kandang Emas' (Istana Versailles) untuk mencabut elite dari basis kekuatan regional mereka.
- ✔Status dan kekayaan bangsawan sepenuhnya bergantung pada kemurahan hati Raja.
- ✔Menggunakan ritual istana yang rumit untuk memusatkan semua perhatian pada dirinya.
🇮🇩Prabowo & Kabinet Merah Putih
- ✔Mengooptasi elite partai politik yang memiliki basis massa dan kekuatan legislatif.
- ✔Membangun 'Kandang Emas' (Kabinet Super-Gemuk) untuk menarik elite ke dalam lingkaran kekuasaan.
- ✔Posisi dan akses para pemimpin partai ke sumber daya negara bergantung pada loyalitas kepada Presiden.
- ✔Menggunakan seremoni politik (rapat kabinet, konpers bersama) untuk menunjukkan persatuan dan kepemimpinan.